Rabu, 22 April 2009

E-Commerce


"E-commerce"



Beberapa pekan lalu, saya dimintai pendapat oleh salah seorang teman lewat Yahoo! Messenger perihal penyediaan situs perdagangan di ranah maya (e-commerce). Latar belakangnya adalah rencana teman dia yang lain lagi (saya tidak tahu identitas teman-dari-teman ini, sehingga boleh disebut sebagai mereka — yakni kelompok tersebut — pada tulisan ini). Situs Web yang dimaksud diperlukan untuk mengakomodasi penjualan kaos oblong lewat media Web.

Karena saya faham bahwa si penanya belum menjadi pengusaha besar, persepsi saya sudah terarah pada, “meyakinkan pengertian mereka tentang e-commerce”. Saya tanya balik: benarkah rencana kalian hendak membangun sebuah situs Web besar, kompleks, dan sibuk seperti Amazon.com atau baru berupa gerai produk?

Pertanyaan saya memang sedikit hiperbolis: baru hendak muncul di ranah maya, langsung disodori perbandingan dengan pemain kelas kakap? Si penanya terkekeh, namun menjadi cukup jelas bagi dia bahwa e-commerce yang sebenarnya itu cakupannya sangat luas. Untuk calon saudagar di ranah maya yang baru bermula dari sebuah lapak kecil, ini berarti pengadaan sumber daya yang belum terjangkau.

Saya sodori dia perbandingan yang mudah-mudahan membantu:

  1. Situs Web e-commerce komplit berisi
    • katalog lengkap dan senantiasa bersesuaian (up-to-date) dengan kondisi stok barang di gudang;
    • fasilitas yang memungkinkan pelanggan memiliki catatan masing-masing baik terhadap preferensi mereka terhadap sistem ataupun rekaman aktivitas belanja;
    • fasilitas pengiriman barang yang memudahkan pelanggan memeriksa status barang pesanan;
    • mekanisme pembayaran yang aman untuk pelanggan dan diterima baik oleh pedagang. Sepengetahuan saya, bagian ini juga masih sulit di negara kita. Bekerja sama dengan pihak perbankan untuk keperluan pembayaran transaksi berbasis Web perlu prasyarat yang sangat mungkin belum terpenuhi oleh pedagang kaos tadi.
  2. Pada sisi lain, etalase produk di Web jauh lebih mudah dan lebih layak dilakukan:
    • semua produk ditampilkan dalam bentuk entri (berupa gambar dan atributnya) halaman Web. Disusun dalam halaman Web statik pun masih memungkinkan apabila entri tersebut tidak terlalu banyak atau jarang berubah. Sekaligus saya tunjukkan contoh Mukena Ponco yang sudah memadai dengan halaman statik Google Pages. Alat bantu blog pun dapat digunakan untuk mengelola entri yang berkembang, dengan tujuan pengelolaan entri dan halaman Web per individu barang semata.
    • informasi atribut barang, penanganan pengiriman produk, sampai dengan prosedur pembayaran cukup disajikan “satu arah” kepada pembeli dan komunikasi berikutnya dapat dilanjutkan via email, telepon, atau faksimili. Tidak perlu penyediaan mekanisme interaktif yang ditangani secara kompleks oleh aplikasi Web.

Selain pertimbangan teknis di atas, saya masih teringat koleksi tulisan Dody Suria Wijaya di Failco.com yang membedah dengan tangan dingin tumbangnya belasan situs dot-com di Indonesia. Kendati ulasan Dody berdasarkan pengamatannya pada era sekitar tahun 2000, saya masih “khawatir” kondisi tersebut belum banyak berubah hingga saat ini. Sayang Failco.com tidak dilanjutkan, situs Webnya pun raib.

Campernix adalah sebuah contoh yang sempat saya amati langsung proses pendiriannya. Ruslan Nuryadin, penjual cakram optik di Campernix, mencoba menjajakan kompilasi perangkat lunak bebas dan produk dia sendiri, yakni rekaman tangkapan layar cara instalasi dan set konfigurasi, lewat etalase Web. Alat bantu yang dia gunakan Drupal dan walaupun harus diasuh di tengah pekerjaan dia sebagai pemrogram, pada pekan-pekan pertama setelah penyediaan situs Web, terlihat kesibukan dia mengirim beberapa pesanan. Promosi yang digunakan lewat mailing list yang membicarakan Sistem Informasi Geografis.

Jika Campernix berisi produk yang sangat sempit target pembelinya, saya juga pernah mendengar cerita kesibukan penjual rokok yang menjajakan produknya lewat Web. Konon para pemesannya sudah berdatangan dari berbagai negara dan si penjual memanfaatkan batas ekspor barang pribadi untuk pengiriman dagangan.

E-commerce memang konsep besar dan kompleks. Yang sering terjadi: sebenarnya calon pedagang bermodal kecil ini terkadang baru tertular kata-kata klobot (buzzwords) e-commerce, padahal yang diperlukan baru sebuah perpanjangan gerai di ranah maya. “Konsultan” yang diajak bicara perlu meluruskan maksud tersebut.

Read more...

E-LEARNING



E-learning


Merupakan singkatan dari Elektronic Learning, merupakan cara baru dalam proses belajar mengajar yang menggunakan media elektronik khususnya internet sebagai sistem pembelajarannya.

E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi

E-learning dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang dilakukan di media elektronik (internet) baik secara formal maupun informal. E-learning secara formal misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahaan konsultan) yang memang bergerak dibidang penyediaan jasa e-learning untuk umum.

E-Learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer dan/atau Internet. E-Learning memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti pelajaran/perkuliahan di kelas. E-Learning sering pula dipahami sebagai suatu bentuk pembelajaran berbasis web yang bisa diakses dari intranet di jaringan lokal atau internet. Sebenarnya materi e-Learning tidak harus didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal maupun internet, distribusi secara off-line menggunakan media CD/DVD pun termasuk pola e-Learning. Dalam hal ini aplikasi dan materi belajar dikembangkan sesuai kebutuhan dan didistribusikan melalui media CD/DVD, selanjutnya pembelajar dapat memanfatkan CD/DVD tersebut dan belajar di tempat di mana dia berada.

Ada beberapa pengertian berkaitan dengan e-Learning sebagai berikut :

  • Pembelajaran jarak jauh.

E-Learning memungkinkan pembelajar untuk menimba ilmu tanpa harus secara fisik menghadiri kelas. Pembelajar bisa berada di Semarang, sementara “instruktur” dan pelajaran yang diikuti berada di tempat lain, di kota lain bahkan di negara lain. Interaksi bisa dijalankan secara on-line dan real-time ataupun secara off-line atau archieved.

Pembelajar belajar dari komputer di kantor ataupun di rumah dengan memanfaatkan koneksi jaringan lokal ataupun jaringan Internet ataupun menggunakan media CD/DVD yang telah disiapkan. Materi belajar dikelola oleh sebuah pusat penyedia materi di kampus/universitas, atau perusahaan penyedia content tertentu. Pembelajar bisa mengatur sendiri waktu belajar, dan tempat dari mana ia mengakses pelajaran.

  • Pembelajaran dengan perangkat komputer

E-Learning disampaikan dengan memanfaatkan perangkat komputer. Pada umumnya perangkat dilengkapi perangkat multimedia, dengan cd drive dan koneksi Internet ataupun Intranet lokal. Dengan memiliki komputer yang terkoneksi dengan intranet ataupun Internet, pembelajar dapat berpartisipasi dalam e-Learning. Jumlah pembelajar yang bisa ikut berpartisipasi tidak dibatasi dengan kapasitas kelas. Materi pelajaran dapat diketengahkan dengan kualitas yang lebih standar dibandingkan kelas konvensional yang tergantung pada kondisi dari pengajar.

  • Pembelajaran formal vs. informal

E-Learning bisa mencakup pembelajaran secara formal maupun informal. E-Learning secara formal, misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-Learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya, atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahan konsultan) yang memang bergerak di bidang penyediaan jasa e-Learning untuk umum. E-Learning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya).

  • Pembelajaran yang ditunjang oleh para ahli di bidang masing-masing.

Walaupun sepertinya e-Learning diberikan hanya melalui perangkat komputer, e-Learning ternyata disiapkan, ditunjang, dikelola oleh tim yang terdiri dari para ahli di bidang masing-masing, yaitu:

  1. Subject Matter Expert (SME) atau nara sumber dari pelatihan yang disampaikan
  2. Instructional Designer (ID), bertugas untuk secara sistematis mendesain materi dari SME menjadi materi e-Learning dengan memasukkan unsur metode pengajaran agar materi menjadi lebih interaktif, lebih mudah dan lebih menarik untuk dipelajari
  3. Graphic Designer (GD), mengubah materi text menjadi bentuk grafis dengan gambar, warna, dan layout yang enak dipandang, efektif dan menarik untuk dipelajari
  4. Ahli bidang Learning Management System (LMS). Mengelola sistem di website yang mengatur lalu lintas interaksi antara instruktur dengan siswa, antarsiswa dengan siswa lainnya.

Di sini, pembelajar bisa melihat modul-modul yang ditawarkan, bisa mengambil tugas-tugas dan test-test yang harus dikerjakan, serta melihat jadwal diskusi secara maya dengan instruktur, nara sumber lain, dan pembelajar lain. Melalui LMS ini, siswa juga bisa melihat nilai tugas dan test serta peringkatnya berdasarkan nilai (tugas ataupun test) yang diperoleh.

E-Learning tidak diberikan semata-mata oleh mesin, tetapi seperti juga pembelajaran secara konvensional di kelas, e-Learning ditunjang oleh para ahli di berbagai bidang terkait.

Read more...

E-GOVERMENT

E-GOVERNMENT

Menurut world bank,e-government adalah penggunaan teknologi informasi oleh badan-badan pemerintahan yang memiliki kemampuan untuk mewujudkan hubungan dengan warga negara,pelaku bisnis dan lembaga pemerintah yang lain.

Sedangkan menurut EZ Gov selaku konsultan dalam penerapan e-government,memiliki pengertian penyederhaanaan praktik pemerintahan dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dimana dari pengertian tersebut dibagi menjadi 2 bidang :

1. Online Service adlah bagaimana pemerintah menjalankan fungsinya ke luar baik masyarakat maupun pelaku bisnis

2. Government operations adlah kegiatan yang dilakukan dalam internal pemerintah.

Ada juga pengertian e-government lain seperti di kanada yang merupakan posisi pertama dalam menerapkan konsep e-government yang menekankan e-government pada public service dan ada juga pengertian e-government merupakan penekanan pada kebebasab warga Negara untuk memilih tempat dan waktu untuk mengakses informasi dan menggunakan layanan pemerintah seperti di India.

TUJUAN PENERAPAN E-GOVERNMENT

Konsep e-government diterapkan dengan tujuan agar hubungan pemerintah dengan masyarakatnya maupun pelaku bisnis dapat berlangsung secara efisien,efektif dan ekonomis.Selain itu,tujuan penerapan e-government adalah untuk mencapai tata pemerintahan yang baik (good governance)

Adapun pemerintahan yang baik memiliki beberapa unsure :

1. Partisipasi,dimana semua pria dan wanita mempunyai suara dalam pengambilan keputusan,baik langsung ataupun tidak.

2. Supremasi hokum,dimana hokum harus adil dan diberlakukan tanpa pandang bulu,terutama mengenai HAM

3. Transparansi, transparansi dibangun atas dasar arus informasi yang bebas.

4. Cepat Tanggap,lembaga-lembaga dan seluruh proses pemerintahan harus berusaha melayani semua pihak yang berkepentingan.

5. Membangun konsesnsus,artinya good governance menjembatani kepentingan-kepentingan yang berbeda demi terebntuknya consensus menyeluruh yang terbaik bagi kelompok-kelompok masyarakat.

6. Kesetaraan,dimana semua pria dan wanita mempunyai kesempatan memperbaikiatau mempertahankan kesejahteraan mereka.

7. Efektif dan efisien,pemerintah membuahkan hasil sesuai kebutuhan warga dengan menggunakan sumber daya yang ada seoptimal mungkin.

8. Bertanggung Jawab

9. Visi strategis dimana para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas dan jauh ke depan.

IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT

Hal pertama yang harus dilihat sebelum menerapkan e-government adalah bagaimana system pemerintahan berjalan,karena untuk menjalankan e-government diperlukan suatu system informasi yang baik,teratur dan tersinergi dari masing-masing lembaga pemerintahan.SI yang demikian akan memudahkan pemerintah menjalankan fungsinya ke masyarakat.

Untuk mewujudkan SI yang baik,maka SI harus memenuhi standar SI yang meliputi persyaratan minimal untuk factor-faktor dari SI tersebut.Faktor-faktor tersebut adalah manusia,teknologi,prosedur dan organisasi.

Dalam konteks e-government,kita bicara mengenai SI berbasis computer,karena langkah pertama yang harus dilakukan untuk mewujudkan e-government adalah mengotomatisasi semua unsure yang terdapat dalam SI.Untuk memperlancar otomatisasi tersebut digunakan teknologi ICT yang mendukung yaitu computer yang menggunakan komponen-komponen antara lain data,prosedur, manusia, software dan hardware.

Namun,Negara yang dapat menjalankan e-government hanyalah Negara-negara maju,karena untuk mencapai kesinergian SI dari berbagai lembaga pemerintahan adalah hal yang sangat sulit.

Di Indonesia sendiri,konsep e-government mulai dibicarakan sejak 2001,yaitu Presiden Abdurrahman Wahid mengeluarkan instruksi Presiden nomor 6 tahun 2001 tentang pengembangan dan pendayagunaan telematika di Indonesia.

Secara pokok,Inpres tersebut mencanangkan suatu kerangka Teknologi Informasi Nasional/KTIN.

Visi dan kerangka Teknologi Informasi Nasional (KTIN),adalah untuk mewujudkan masyarakat telematika Nusantara berbasis pengetahuan di tahun 2020,dengan berlandaskan factor-faktor seperti di bawah ini :

a. Prasarana,yang terdiri dari prasarana TI dan telekomunikasi ,sumder daya manusia dan industry TI

b. Hukum,yang akan ditegaskan dalam perangkat hukum telematika

c. Organisasi,yaitu badan koordinasi TI Nasional

d. Keuangan,dengan menjalankan mekanisme pendanaan dengan paradigma baru

Denganlandasan seperti di atas,maka akan dibangun Pilar-pilar penunjang terwujudnya tujuan dari KTIN seperti :

1. E-bussines untuk mendukung usaha kecil dan menengah

2. TI untuk pendidikan

3. e-government for good governance

4. TI berbasis masyarakat

5. E-democracy

Dengan melihat KTIN tersebut,dapat dikatakan bahwa konsep e-government di Indonesia sudah mulai diterapkan dan dilaksanakan di beberapa daerah di Indonesia terutama daerah yang menerapkan otonomi daerah.

Ada 2 pendapat yang muncul baik dari segi positif maupun negatifnya. Salah satu sisi berpendapat bahwa konsep e-government sangat menguntungkan karena akan mempermudah proses pelayanan pemerintah ke masyarakat.Selain itu,juga akan memenuhi tuntutan masyarakat akan kebutuhan informasi mengenai kegiatan pemerintahan.Namun disisi lain,ada yang khawatir pemerintah hanya menganggap konsep e-government hanya semata-semata otomatisasi system tetapi tetap tidak mengubah cara kerja pemerintah sehingga esensi dari tujuan implementasi e-government tidak tercapai.

Ada beberapa contoh dari penerapan e-government yang sudah mapan di Indonesia seperti di kabupaten Sragen Jawa Tengah yang sudah menyediakan informasi pemerintah daerah secara online.Yang dilakukan dari pemerintah daerah tersebut adalah pelayanan pemerintah kepada masyarakat dalam hal penyampaian informasi atau lebih jau lagi pembuatan KTP online.Hal ini membuktikan bahwa TI dapat dipergunakan untuk mempermudah pekerjaan mereka.

Keuntungan dari Implementasi e-government ini adalah :

1. Sistem yang terintegrasi antar unit kerja di pemerintah daerah

2. Meningkatkan kolaborasi antara unit kerja pemerintah daerah

3. Penyebaran informasi potensi daerah yang lebih luas dan efektif

4. Biaya total implementasiTI yang lebih efisien

5. Terbentuknya penyebaran prestasi yang sama antara unit dalam pengembangan program TI masa depan

6. Mendorong SDM untuk mengadopsi teknologi yang sesuai dengan tuntutan kemajuan zaman

7. Peningkatan kinerja di setiap unit kerja pemerintah

8. Aplikasi pendukung SI sesuai prosedur yang berlaku di pemerintah

PERMASALAHAN PENERAPAN E-GOVERNMENT

Permasalahan yang perlu dicermati dalam penerapan e-government antara lain :

1. Pemahaman dari pihak pemerintah daerah mengenai esensi dan tujuan dari penerapan e-government sehingga timbul kekhawatiran akan tertinggal dari Negara lain dalam masalah teknologi.

2. Apabila terjadi hal yang demikian, maka akan terjadi resensi dan tujuan dari e-government tidak tercapai dan sia-sia.

3. Masalah restrukturisasi dari system pemerintahan yang sudah ada.Sistem pemerintah adalah suatu sistem yang menjalankan praktek pemerintah dalam menjalankan fungsi-fungsinya.Apabila sitem pemerintah yang berfungsi sebagai pengatur dari suatu negara berjalan dengan buruk,maka ketika konsep e-governmentini diimplementasikan ,maka keuntungan yang bisa didapat hanyalah keuntungan dari penggunaan teknologi informasi yang lebih bersifat teknis.

4. Masalah lain adalah masalah kearsipan

5. Masalah keamanan

6. Masalah Koneksi

7. Efisiensi dan produktivitas dalam pembelanjaan TI

8. Kurang jelasnya tujuan investasi TI

9. Kurangnya koordinasi proyek TI,sehingga sistemnya tumpang tindih dan tingkat integrasi rendah

10. Hambatan dalam pengelolaan administrasi TI

11. Munculnya digital divide antara Negara maju dan berkembang serta antar daerah di Indonesia

12. Rendahnya SDM dalam pengelolaan dan penerapan e-government

.

Read more...